Ekspansi CentrePark Jelang Usia 1 Dekade

Menjaga kualitas pelayanan bonus kepercayaan dari rekanan bisnis dan konsumen.
IH, Jakarta – Menyongsong usianya yang ke-10 di tahun 2019, CentrePark semakin ekspansif dalam menjalankan usahanya. Berbagai pengembangan dilakukan oleh manajemen perparkiran yang digagas oleh putra Indonesia, Charles Oentomo, ini.
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis PT Centrepark Citra Corpora (CentrePark) Janti Rusli, dari segi teknologi CentrePark selalu mengembangkan sistem baru dan tetap menyesuaikan dengan tren yang tengah berkembang. “Saat ini kami tengah fokus mempersiapkan infrastruktur yang baik dan komplit untuk menunjang operasional di site kami, karena beberapa site masih ada yang belum dilengkapi sarana internet dan sejenisnya,” ungkapnya.
Teknologo otomasi yang diciptakan menyesuaikan dengan kebutuhan rekan bisnisnya (pemilik lahan parkir) dan konsumen (pengguna jasa CentrePark). Dari segi efisien waktu, belum lama ini CentrePark mengembangkan tekologi Auto Payment System yang diklaim mampu mengurai antrian, sekaligus mengontrol dan menekan tingkat kecurangan di lapangan. “Sifatnya real time, jadi kita yang di pusat bisa cek saat itu juga kendaraan yang keluar masuk,” terangnya.
CentrePark juga sudah menerapkan cara bayar non tunai (cashless) melalui pengembangan sistem cashless society dan manless dengan otomasi pembayaran. Hingga saat ini perusahaan telah bekerja sama dengan BCA Flash dan E-Money Mandiri, dan sedang dalam progress integrasi dengan BNI dan BRI.
Menurut Janti, langkah ini dilakukan sebagai bagian dari cara mereka melakukan treat yang lebih baik, selain sebagai bentuk dukungan gerakan non tunai yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. “Inilah inovasi yang kami kembangkan untuk mendapatkan pemetaan setiap customer kami. Kami juga secara regular melakukan survei dan evaluasi kepada rekanan untuk menilai seberapa compliance-nya karyawan dan satisfaction customer kami,” tambahnya.
Untuk di sisi manajemen, inovasi terakhir yang sedang dijalankan adalah coaching dan consuling. Upaya ini sebagai bagian dari pergeseran strategi manajemen CentrePark yang arahnya untuk mengembangkan gagasan karyawan dan memaksimalkan potensi mereka.
Jaga Kualitas
Bertahan hingga saat ini, CentrePark senantiasa menjaga kualitas pelayanan dan kepercayaan rekan bisnisnya. Bagi Janti, kualitas merupakan fondasinya selama ini. Selain itu, pelayanan dari karyawan CentrePark kepada rekan bisnis atau konsumen langsung (end user), mulai dari kedisiplinan hingga sikap peduli di lapangan, juga menjadi bagian dari konsistensinya. “Inilah fondasi yang kita gunakan selain people. Soft competency karyawan melalui pelatihan dan consuling yang dilakukan secara regular melalui program HR,” ucapnya.
Tantangan terbesar yang dihadapi CentrePark saat ini adalah ketersediaan lahan parkir yang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan seiring meningkatnya daya beli masyarakat. Charles Oentomo, Presiden Direktur CentrePark ditemui terpisah, belum lama ini, mengatakan, pemetaan potensi lahan-lahan kosong milik negara agaknya memerlukan campur tangan pemerintah dan pengelolaannya.
Menghadapi tantangan tersebut, CentrePark bersama perusahaan pengelola parkir lainnya membentuk asosiasi pengusaha pengelola parkir, bernama Perkumpulan Pengelola Perparkiran Indonesia (PPPI). Tujuannya agar tetap up to date mengenai perkembangan sektor jasa perparkiran di Indonesia. “Selain itu kami juga bisa lebih memahami bagaimana persaingan sehat antara pengusaha pengelola parkir,” lugas Charles.
Didukung 5.000 Karyawan

Para personil lapangan Centrepark rutin saban pagi hari melakukan briefing dan brain storming sebelum bertugas agar hasil pekerjaan sesuai dengan standar operational perusahaan
Berdiri sejak November 2009, CentrePark terus menapaki kesuksesan ditengah terpaan perusahaan manajemen parkir asing yang beroperasi di Indonesia. Hingga saat ini Charles memiliki 5.000 karyawan yang tersebar di 280-an lokasi parkir di seluruh Indonesia.
“Saat ini kami adalah perusahaan pengelola parkir asli buatan anak bangsa nomor satu di Indonesia. Kesempatan kami untuk menggeser perusahaan asing sangat terbuka lebar, mengingat tim kami solid, juga kesiapan kami merancangan sistem teknologi otomasi paling modern,” kata Charles.
Lulusan Teknologi Informasi dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta, ini tak menampik bahwa pemain asing memiliki dana investasi yang besar untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Namun, Charles yang sempat bergabung dengan Sun Parking (perusahaan jasa parkir asal Denmark yang kemudian dibeli oleh ISS Parking) sebagai Deputy Director Business Development, cukup ‘kenyang’ menangani sektor ini.
“Cita-cita seluruh stakeholder CentrePark, semoga di tahun 2025 kami mampu mengkaryakan 100 ribu karyawan dengan potensi pengembangan bisnis luar biasa di masa mendatang. Kami menyiapkan people berdaya saing tinggi melalui program CP Life, yaitu menyekolahkan mereka hingga jenjang diploma tiga di Bina Sarana Informatika,” tandasnya.